Budidaya udang masih menghadapi tantangan besar, terutama terkait pengendalian penyakit yang dapat mengancam hasil panen. Patogen seperti AHPND, EHP, dan WSSV terus menjadi momok bagi petambak, menyebabkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit. Untuk membantu mengatasi masalah ini, hadir teknologi terbaru, yaitu Shrimppath Dplex 7 In 1 Shrimp Pathogen Digital Kit PCR. Teknologi ini dirancang untuk mendeteksi penyakit dengan lebih akurat, cepat, dan efisien.
Mengapa Memilih Digital PCR (dPCR)?
Shrimppath Dplex menggunakan teknologi digital PCR (dPCR), generasi terbaru dalam teknologi PCR. Dibandingkan dengan qPCR (quantitative PCR) yang lebih dulu dikenal, dPCR menawarkan banyak keunggulan:
1. Deteksi Super Sensitif: dPCR mampu mendeteksi patogen meskipun hanya ada 1 salinan DNA atau RNA dalam sampel. Bandingkan dengan qPCR yang membutuhkan 10–100 salinan.
2. Kuantifikasi Absolut: Hasil dPCR lebih akurat karena tidak memerlukan kurva standar.
3. Tahan terhadap Inhibitor: dPCR lebih stabil meski terdapat penghambat yang sering ditemukan pada sampel udang.
4. Proses Otomatis: Model seperti BA32 memungkinkan proses amplifikasi hingga pembacaan hasil dilakukan secara otomatis, mengurangi risiko kesalahan manusia.
Dengan teknologi ini, petambak bisa mendapatkan hasil deteksi yang lebih cepat, akurat, dan mudah, sehingga langkah penanganan dapat diambil tanpa menunggu gejala penyakit muncul.
Patogen yang Bisa Dideteksi
Dalam satu pengujian, Shrimppath Dplex mampu mendeteksi tujuh patogen utama sekaligus, yaitu:
1. AHPND (Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease)
2. Vibrio Parahaemolyticus
3. EHP (Enterocytozoon Hepatopenaei)
4. TSV (Taura Syndrome Virus)
5. WSSV (White Spot Syndrome Virus)
6. IHHNV (Infectious Hypodermal and Hematopoietic Necrosis Virus)
7. IMNV (Infectious Myonecrosis Virus)
Kit ini dapat digunakan untuk menganalisis hingga 32 sampel sekaligus dalam satu kali running menggunakan model BA32, atau 16 sampel dengan model SG2000 & DscannverV. Sensitivitas alat ini sangat tinggi, bahkan mampu mendeteksi kurang dari 10 salinan DNA/RNA dalam satu reaksi.
Pentingnya Pengujian Rutin
Melakukan pengujian penyakit secara rutin adalah kunci untuk menjaga kualitas hasil panen dan memenuhi standar pasar ekspor seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa. Berikut adalah empat tahap penting dalam pengujian rutin yang direkomendasikan:
1. Healthy Start: Pengujian air, lumpur, dan benur sebelum penebaran untuk memastikan semuanya dalam kondisi sehat.
2. Early Start: Pengujian pada 7 hari pertama setelah penebaran benur, menggunakan 150 sampel udang per tes.
3. Mid-Culturing: Pengujian pada hari ke-30–40 masa budidaya.
4. Late Culturing: Pengujian pada hari ke-50–60 sebelum panen.
Pengujian yang teratur dapat membantu menjaga prevalensi penyakit di bawah 2%, sehingga risiko penolakan produk oleh pasar internasional dapat diminimalkan.
Kemudahan Proses Kerja
Shrimppath Dplex dirancang untuk memudahkan pengguna. Prosesnya sederhana dan efisien. Sampel cukup di-blender tanpa perlu memisahkan organ seperti hepatopankreas. DNA atau RNA kemudian diekstraksi selama 40 menit, lalu dimasukkan ke dalam chip bersama reagen yang disediakan. Model BA32 bahkan memungkinkan semua proses, mulai dari amplifikasi hingga analisis hasil, dilakukan dalam satu alat tanpa perlu memindahkan chip.
Proses ini tidak hanya hemat waktu, tetapi juga mengurangi risiko kontaminasi, sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat.
Laporan Hasil yang Akurat
Setiap pengujian menghasilkan laporan yang terperinci, meliputi:
- Nama pengujian
- Tanggal dan waktu pelaksanaan
- Kontrol positif dan negatif untuk memverifikasi validitas hasil
- Rekomendasi strategi penanganan
Strategi penanganan ini dapat disesuaikan dengan kondisi spesifik tambak. Misalnya, jika hasil menunjukkan keberadaan patogen, petambak bisa segera mengambil tindakan seperti penyesuaian parameter lingkungan atau pemberian probiotik.
Investasi untuk Masa Depan
Mengadopsi teknologi dPCR seperti Shrimppath Dplex adalah investasi yang tidak hanya bermanfaat untuk saat ini, tetapi juga untuk masa depan. Dengan deteksi dini yang lebih akurat, tingkat kematian udang akibat penyakit dapat ditekan. Selain itu, biaya operasional seperti penggunaan obat-obatan bisa dikurangi, sehingga keuntungan jangka panjang bagi petambak menjadi lebih besar.
Dukung Budidaya Anda dengan Teknologi Modern
Shrimppath Dplex 7 In 1 adalah solusi revolusioner yang dapat mengubah cara petambak mengelola tambak mereka. Dengan keunggulan teknologi dPCR, petambak dapat memastikan udang mereka bebas penyakit, memenuhi standar internasional, dan tetap kompetitif di pasar global.
Teknologi ini dikembangkan oleh PT Sakti Biru Indonesia, mitra terpercaya di bidang inovasi teknologi perikanan. Dengan pengalaman dan komitmen tinggi, kami hadir untuk membantu petambak mencapai keberhasilan dalam budidaya udang yang berkelanjutan dan menguntungkan.
Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut dan jadikan tambak Anda lebih unggul!