Bakteriofage: Solusi Alami untuk Lawan Vibrio parahaemolyticus?

Dengan riset lanjutan dan pengembangan aplikasi di lapangan, fage berpotensi menjadi bagian penting dari strategi biosekuriti di industri akuakultur masa depan.

by Sakti Biru Indonesia • Published on July 1, 2025

Budidaya udang vaname menjadi salah satu penopang utama sektor akuakultur di Indonesia. Namun, ancaman penyakit seperti Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) yang disebabkan oleh Vibrio parahaemolyticus terus membayangi para pembudidaya. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian massal dalam waktu singkat, menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan.

Di sisi lain, pemerintah telah melarang penggunaan antibiotik di sektor akuakultur guna menghindari dampak buruknya seperti resistensi bakteri, pencemaran lingkungan, dan residu antibiotik pada produk perikanan. Di tengah kekhawatiran tersebut, penelitian mengenai alternatif alami seperti bakteriofage mulai dilirik sebagai solusi yang lebih ramah lingkungan.

Apa Itu Bakteriofage?

Bakteriofage, atau disingkat fage, adalah virus yang secara khusus menyerang dan menghancurkan bakteri. Keunikan fage terletak pada spesifisitasnya: satu jenis fage hanya menyerang bakteri tertentu. Ini membuat fage menjadi kandidat ideal untuk terapi antibakteri tanpa mengganggu keseimbangan mikroba lainnya di lingkungan perairan.

Studi Kasus: Isolasi dan Uji Fage terhadap Vibrio parahaemolyticus

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Bagus Ansani Takwin dan tim dari IPB University bertujuan untuk mengevaluasi potensi fage dalam menghambat pertumbuhan Vibrio parahaemolyticus secara in-vitro. Fage diisolasi dari air tambak udang di Banyuwangi, wilayah yang dikenal aktif dalam produksi udang vaname.

Isolasi fage dilakukan melalui metode double-layer agar dan spot test. Hasilnya menunjukkan bahwa fage berhasil diisolasi, ditandai dengan terbentuknya zona bening (plak) pada media uji. Plak tersebut memiliki diameter bervariasi antara 0,008 hingga 0,5 cm, menunjukkan keberhasilan fage dalam melisis sel bakteri target.

Uji Karakterisasi dan Kisaran Inang

Fage yang berhasil diisolasi kemudian dikarakterisasi lebih lanjut. Selain bentuk dan ukuran plak, kepadatan fage juga dihitung, dengan hasil rata-rata mencapai 3,5×10⁹ PFU/mL—angka yang cukup tinggi untuk aplikasi biologis.

Namun, pengujian terhadap enam jenis bakteri menunjukkan bahwa fage ini hanya efektif melawan Vibrio parahaemolyticus asal Situbondo. Bakteri lain seperti V. harveyi dan Aeromonas spp. tidak terpengaruh, menunjukkan bahwa fage ini memiliki spektrum yang sempit namun sangat spesifik.

Efektivitas Penghambatan Pertumbuhan Bakteri

Untuk menilai efektivitasnya, fage diuji dalam tiga kepadatan berbeda: 10⁷, 10⁸, dan 10⁹ PFU/mL. Hasilnya dibandingkan dengan kontrol negatif (tanpa fage), kontrol positif (dengan bakteri saja), serta kontrol antibiotik menggunakan klortetrasiklin.

Semua perlakuan fage menunjukkan pengurangan signifikan dalam kepadatan bakteri dibandingkan kontrol positif. Perlakuan dengan kepadatan tertinggi (FB9 - 10⁹ PFU/mL) memberikan hasil paling optimal dalam menekan pertumbuhan V. parahaemolyticus. Meski demikian, antibiotik masih menunjukkan efektivitas sedikit lebih tinggi dalam menurunkan kepadatan bakteri.

Keunggulan dan Potensi Aplikasi Fage

Hasil penelitian ini memperkuat bukti bahwa fage memiliki potensi besar sebagai alternatif pengendali hayati. Beberapa keunggulan fage antara lain:

     Spesifisitas tinggi: hanya menyerang bakteri target tanpa merusak mikroorganisme lain.
     Aman bagi lingkungan: tidak meninggalkan residu kimia seperti antibiotik.
     Mudah diperbanyak: dapat direplikasi dalam media kultur bakteri target.
     Aplikasi fleksibel: bisa diberikan melalui air atau dicampur dalam pakan.

Kelemahan fage yang berspektrum sempit justru bisa menjadi nilai tambah dalam aplikasi budidaya, karena tidak mengganggu keseimbangan mikrobiota di tambak.

Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan bahwa fage hasil isolasi dari air tambak Banyuwangi efektif dalam menghambat pertumbuhan Vibrio parahaemolyticus secara in-vitro. Meskipun belum menyaingi efektivitas antibiotik secara langsung, fage menawarkan solusi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk pengendalian penyakit bakteri pada udang.

Dengan riset lanjutan dan pengembangan aplikasi di lapangan, fage berpotensi menjadi bagian penting dari strategi biosekuriti di industri akuakultur masa depan.


 

author

Sakti Biru Indonesia

Shrimp Aquaculture Company